4 Pernyataan yang Membuat Sesak Para Penerjemah yang Sebaiknya Tidak Kamu Ucapkan

Bagi banyak orang, disadari atau tidak, berpandangan keliru bahwa menerjemahkan adalah sebuah pekerjaan mudah dan tanpa usaha yang berarti. Bagi mereka, menerjemahkan suatu teks dari satu bahasa ke bahasa lainnya tidak ubahnya seperti membalikkan telapak tangan.

Mengubah pandangan kebanyakan orang yang sudah tertanam di benak mereka sekian lama mengenai jasa menerjemahkan merupakan sebuah pekerjaan rumah yang tidak ringan dan yang tidak pernah habisnya bagi seorang penerjemah.


Ditambah lagi, pandangan mereka tentang hal ini diperburuk dengan semakin menjamurnya jumlah penyedia layanan terjemahan gratis online yang mudah dan banyak ditemukan serta tersebar di internet.

Meskipun, para penerjemah tanpa henti telah mencoba untuk mengubah 'cerita dongeng' kebanyakan orang mengenai jasa penerjemah, toh pandangan ini terus muncul dari tahun ke tahun.

Apakah kamu berpandangan yang sama dengan mereka? Catatan saya yang saya tuliskan di bawah ini yang mungkin memberikan sedikit pencerahan mengenai jasa penerjemahan yang sesungguhnya.

Pernyataan Umum Mengenai Jasa Menerjermahkan
Pernyataan Umum Mengenai Jasa Menerjermahkan -langitbirukata.com


Berikut ini saya mencatat dan mengumpulkan dari teman-teman saya para penerjemah berkaitan dengan beberapa pernyataan yang kurang menyenangkan serta cukup sering saya dan rekan saya para penerjemah dengar dari kebanyakan calon pengguna jasa penerjemah sebagaimana berikut ini:

Ah! Gampang kok.
Menerjemahkan sebuah dokumen bukanlah seperti mengucapkan mantra sihir, kemudian mengayunkan sebuah tongkat sihir, lalu sekejap mata jadilah sebuah terjemahan yang akurat.

Kenyataannya, seorang penerjemah mempelajari sumber bahasa dengan seksama dengan maksud mengamati dan memeriksa kerangka susunan teks tersebut, istilah yang digunakan, tata bahasa, lingkup bidang keilmuan, konteks, siapa pembacanya dan hal detil lainnya. Kemudian dia melakukan sebuah riset kecil untuk membanding antara bahasa sumber dan bahasa target.

Ketika saya mendapatkan permintaan terjemahan bahasa Inggris ke Indonesia mengenai prosedur standar pelaksanaan dari sebuah rumah sakit. Tak lama setelah itu saya menghubungi teman saya yang kebetulan bekerja di rumah sakit tersebut dan meminta dia membawakan saya beberapa prosedur standar pelaksanaan rumah sakit.

Saya membutuhkan lebih dari satu minggu untuk mempelajari istilah yang digunakan di rumah sakit tersebut. Kemudian baru saya membuat draf terjemahan saya dengan membanding dua bahasa secara bersamaan-membaca buku panduan dari teman saya, membuka kamus kedokteran dan kamus istilah rumah sakit, membandingkannya, demikian terus hingga saya dapati sebuah terjemahan yang akurat.

"Menerjemahkan mudah untuk dikatakan dari pada dilakukan–rumit dan membutuhkan keterampilan khusus."


Kan, bisa pakai Google Translate.
Tidak sedikit orang beranggapan bahwa sebuah situs penyedia terjemahan seperti Google Translate bisa menjawab semua permasalahan mereka terkait penerjemahan. Alasannya google Translate mudah, praktis, dan yang terpenting gratis .

Tidak perlu waktu lama, cukup klik tombol "translate", maka selesai dalam sekejap. Apakah memang google translate bisa melakukan semua pekerjaan terjemahan?

Faktanya Google Translate hanya akurat untuk menerjemahkan dalam taraf tingkatan kata, frasa, ataupun sebuah kalimat sederhana, tapi tidak berlaku pada kata yang memiliki lebih dari satu arti, ungkapan, dan kalimat kompleks. Lebih dari itu, Google Translate tidak bisa 'melihat' konteks dalam sebuah kalimat.


Saya pernah melakukan sebuah riset kecil menerjemahkan kata-kata bahasa Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hasilnya menunjukan bahwa kata "bagaimana" diterjemahkan "how". Untuk kata ini mungkin tidak masalah, Frasa "kabar mu" di terjemahkan "your news" kalau dilihat dari konteksnya "Bagaimana kabarmu?" kabar mu seharusnya diterjemahkan "how are you? Atau how are you doing".

Ketika saya mencoba menerjemahkan sebuah ungkapan bahasa Inggris seperti "let's call it a day" diterjemahkan "Mari kita menyebutnya hari". Padahal makna sebenarnya adalah "Mari kita sudahi kegiatan kita hari ini".

"Google Translate hanyalah alat bantu bukan sebuah solusi menerjemahkan." 

Tidak banyak, cuman selembar.
Menurut Larson (1984: 15) menerjemahkan terdiri dari memindahkan makna tanpa adanya distorsi dari bahasa sumber ke bahasa target, makna harus tetap dan tidak bergeser...

Proses menerjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa target memerlukan upaya yang kompleks dan tidak sebentar. Tatkala menerjemahkan, seorang penerjemah tidak hanya memindahkan sejumlah kata-kata, yang hanya dihitung dari sebuah lembaran, tetapi proses ini sebenarnya adalah mentransfer dan memindahkan makna dari kata-kata bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

Ketika suatu waktu saya menerjemahkan satu lembar dokumen atau lebih, ini bukan berbicara mengenai berapa jumlah lembaranya atau berapa jumlah kata-katanya, tetapi proses menerjemahkan berbicara tentang tingkat kualitas, tingkat akurasi dan tentang tingkat kesukaran.

Bahasa yang mengunakan istilah umum berbeda dengan bahasa yang menggunakan istilah khusus. Ketika menangani istilah khusus, proses menerjemahkannya pun memerlukan penanganan dan perhatian khusus.

Hal yang terpenting dalam menerjemahkan adalah moralitas dan tanggung jawab dari seorang penerjemah yang memainkan peranan penting akan hasil dari terjemahan tersebut.

Bayangkan apabila sebuah terjemahan mengenai prosedur pemberian obat terhadap pasien diterjemahkan secara asal-asalan tanpa memandang moralitas,  maka kita bisa bayangkan yang terjadi pada pasien tersebut.

"Menerjemahkan bukan berbicara berapa banyak kata, tapi apa yang sebenarnya dibicarakan oleh kata-kata tersebut." 

Kok mahal, harganya bisa turun, nggak?

Banyak calon pengguna jasa penerjemah kerapkali berusaha meminta harga dari jasa menerjemahkan lebih rendah dari harga yang sudah ditetapkan. Mereka memandang sebuah terjemahan layaknya sebagai sebuah komoditas dari pada sebagai sebuah pencapaian hasil kerja.

Kenyataanya adalah seorang penerjemah telah terlebih dahulu membayar harga yang bisa dikatakan tidak murah dan menempuh pendidikan yang tidak sebentar.

Menjadi profesi seorang penerjemah tidak datang dalam waktu satu malam. Lebih dari itu, proses menjadi seorang penerjemah memerlukan biaya yang tidak murah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menguasai dua bahasa, baik itu bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Belum lagi waktu yang dibutuhkan dan didedikasikan dalam melakukan riset awal untuk mencapai 'sentuhan terakhir' dari sebuah terjemahan yang akurat.

"Menerjemahkan bukanlah seberapa tinggi harga yang dibayar, tapi seberapa jauh kita menghargai hasil terjemahan"

Pendek kata, jika kamu salah satu dari mereka yang ingin mengunakan jasa pernerjemah, berpikirlah bijak dan ubahlah pandangan sobat berkaitan dengan jasa menerjemahkan dan seorang penerjemah.

Langit Biru Not every single day but only were dark clouds and tears in raindrops. After a while the rainbow came out and turned to the blue sky. With all this, he just wishes to share. 
Buy Me a Cup of Coffee

0 Response to "4 Pernyataan yang Membuat Sesak Para Penerjemah yang Sebaiknya Tidak Kamu Ucapkan"

Post a Comment

Silakan berkomentar yang santun dan sesuai topik. Hanya komentar yang memenuhi kebijakan yang akan ditampilkan. Baca selengkapnya di Kebijakan Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel