Kenapa Masih Bingung Belajar Tenses Bahasa Inggris?

Meskipun bisa dikatakan cukup banyak pembelajar bahasa Inggris yang sudah hafal rumus tenses di luar kepala, toh jumlah mereka yang belum mengerti bagaimana cara menggunakan tenses bahasa Inggris tidak kalah banyaknya.

Apakah hal tersebut benar adanya? Hanya mereka yang bisa menjawabnya apakah benar ataukah salah?

Namun, yang jelas, jumlah pembelajar bahasa Inggris, yang masih bingung dan bimbang tatkala mereka akan menggunakan tenses dalam kalimat mereka, tidak bisa dikatakan sedikit.

 Penyebab Kebingungan dalam Memahami Tenses
 Penyebab Kebingungan dalam Memahami Tenses - langitbirukata.com

Salah satu dari beberapa yang berkontribusi pada kebingungan dan kebimbangan para pemula pembelajar bahasa Inggris yaitu ketika mereka disodorkan dengan penjelasan tenses yang mengatakan:

Membagi Tenses Berdasarkan Waktu

Sering kita mendengar bahwa pembagian tenses secara umum yang dibagi berdasarkan waktu adalah tiga, yaitu simple present tense, simple past tense dan simple future tense.

Simple present, karena ditilik dari namanya present yang berarti sekarang, sering dikatakan digunakan untuk mengutarakan kegiatan sekarang.

Sementara, simple past tense, karena dilihat dari namanya past yang berarti masa lampau, sering dikatakan digunakan untuk mengutarakan kegiatan masa lampau.

Dan simple future, lantaran namanya future yang berarti masa depan, sering dikatakan digunakan untuk mengutarakan kegiatan masa depan.

Apakah pengelompokan tenses yang berdasarkan waktu tersebut salah? Saya tidak mengatakannya demikian karena saya sendiri adalah produk dari penjelasan tersebut.

Kendati demikian, para pemula pembelajar bahasa Inggris, demikian pula saya dulunya, memiliki kecenderungan untuk mengeneralisasi atau mengganggap semua yang didengar atau dijelaskan adalah sama adanya.

Alhasil, ketika mereka mendapati sebuah kalimat seperti:

I want to visit London.

Para pemula pembelajar bahasa Inggris menggangap kalimat ini merujuk pada kegiatan yang dilakukan di waktu sekarang lantaran secara kasat mata, bentuk kalimatnya, terdapat kata want, merupakan ciri-bentuk kalimat present tense. Padahal kalimat ini sebenarnya merujuk pada kegiatan yang akan terjadi di waktu yang akan datang.
Atau, ketika mereka menemukan sebuah kalimat seperti:

I would like to have a glass of water.

Para pemula pembelajar bahasa Inggris menggangap kalimat ini merujuk pada kegiatan yang dilakukan di waktu lampau karena bentuk pada kalimat tersebut ditemukan kata would, yang memiliki bentuk past. Padahal kalimat ini sebenarnya merujuk pada kegiatan yang  terjadi di waktu sekarang.

Atau juga ketika mereka menemukan sebuah kalimat seperti:

I am leaving for Tokyo.

Karena, diamati dari bentuk kalimatnya, terdapat kata-kata seperti am dan ing menyiratkan kalimat ini adalah bentuk present continuous tense, maka para pemula pembelajar bahasa Inggris menggangap kalimat ini merujuk pada kegiatan yang sedang dilakukan di waktu sekarang. Padahal kalimat ini sebenarnya merujuk pada kegiatan yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

Alhasil, lantaran para pemula pembelajar bahasa Inggris akan mengalami kebingungan ketika harus menentukan tenses mana yang akan digunakan.

Singkatnya, nama-nama tenses tidak benar-benar mewakili penggunaan dari nama-nama tenses tersebut. Dengan kata lain, simple present tense tidak selalu digunakan untuk kegiatan sekarang. Demikian pula simple past tense tidak benar-benar digunakan untuk kegiatan waktu lampau. Dan demikian juga tenses-tenses lainnya.

Selain yang telah disebutkan di atas, penyumbang kebingungan lainya buat pemula pembelajar bahasa Inggris yaitu:


Menghafalkan Rumus Tenses

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar pemula pembelajar bahasa Inggris akan berusaha dengan segala daya dan upaya, bahkan hingga tetes keringat terakhir, hanya untuk menghafalkan 16 rumus tenses bahasa Inggris.

Alhasil, terbentuklah pola pemikiran bahwa untuk memahami tenses, mereka harus bisa menghafalkan 16 rumus tenses. Begitu dalamnya pola pemikiran ini hingga terpatri begitu dalam di benak para pemula pembelajar bahasa Inggris, hingga bisa dikatakan tidak mungkin menghapusnya. Bagi mereka, tenses adalah hafalan rumus. Tanpa menghafalkan rumus tidak mungkin memahami tenses bahasa Inggris,

Namun, setelah berhasil menghafal seluruh tenses, apakah mereka sudah bisa menggunakan ke 16 tenses tersebut?

Padahal, seperti yang disinggung sebelumnya, nama-nama tenses tidak benar-benar mewakili penggunaan dari nama-nama tenses tersebut.

Pada akhirnya, meskipun telah berhasil menghafalkan seluruh tenses, para pemula pembelajar bahasa Inggris masih merasa kebingungan untuk menentukan tenses mana yang akan digunakan tatkala mereka menuturkan atau menuliskannya dalam kalimat bahasa Inggris.


Mendasarkan Pada Keterangan Waktu

Selain yang telah diutarakan sebelumnya, acapkali, para pemula pembelajar bahasa Inggris disuguhkan penjelasan bahwa cara menentukan tenses mana yang akan digunakan yaitu dengan mengamati kata keterangan waktu yang mendampingi kalimat tersebut.

Contohnya, apabila kita mendapati kata-kata keterangan seperti every day, every Monday, every weekend, In morning, pada sebuah kalimat, maka biasanya dikatakan, kita menggunakan kalimat simple present tense.

Sementara, apabila kita mendapati kata-kata keterangan seperti yesterday, 3 days ago, last night, last week, last month, last year pada sebuah kalimat, maka, biasanya dikatakan, kita menggunakan kalimat simple past tense.

Sedangkan, apabila kita mendapati kata-kata keterangan seperti tomorrow, a minute later, next week, next month, next year, pada sebuah kalimat, maka biasanya dikatakan, kita menggunakan kalimat simple future tense. 

Apakah memang demikian?

Mari kita lihat potongan berita berbahasa Inggris yang saya kutip dari majalah Time berikut ini.

Two years ago, slum-born Joko “Jokowi” Widodo was elected Indonesia’s President, becoming the first leader elected outside of the country’s narrow political and military elite. The kindly Jakarta governor, with his pronounced Javanese accent and reputation for consulting with the poor before making policy decisions, became a vessel for progressive Indonesian hopes of building a prosperous and tolerant country. 

But Jokowi came into office at a difficult time. Indonesia’s economy was struggling to overcome weak demand for its natural resources. Muslims worldwide, and annual forest fires demonstrated the challenge of forest protection. Complicating this, Prabowo Subianto, the conservative former military man Jokowi defeated in the election, threatened to maintain a coalition of political parties that would actively oppose the President’s political agenda. ~ Sumber majalah Time.

Seperti yang sobat lihat dari potongan berita tersebut di atas terdapat dua paragraf yang terdiri dari 5 kalimat panjang. Dan kamu bisa melihat bahwa hanya pada kalimat pertama yang mengandung kata-kata keterangan waktu, yaitu two years ago.

Selebihnya, kamu tidak mendapati satupun keterangan waktu yang direkatkan pada kalimat-kalimat berikutnya.

Pendeknya, ketika para pemula pembelajar bahasa Inggris menemukan kalimat bahasa Inggris tanpa keterangan waktu, mereka mengalami kebingungan tenses manakah yang harus digunakan.

Demikianlah, sobat langit biru, catatan saya mengenai beberapa hal yang memberi kontribusi kebingungan pembelajar bahasa Inggris. Agar sobat tidak diliputi rasa kebingungan ketika kamu menggunakan tenses, ada baiknya kamu mengetahui Bagaimana Cara Menentukan Tenses dalam Kalimat Bahasa Inggris.

Terima kasih telah meluangkan waktu kamu untuk membaca artikel ini. Sampai bertemu kembali dengan artikel lainnya.


Referensi:

http://time.com/4416354/indonesia-joko-jokowi-widodo-terrorism-lgbt-economy/(Accessed 2017-11-14)

0 Response to "Kenapa Masih Bingung Belajar Tenses Bahasa Inggris?"

Post a Comment

Silakan berkomentar yang santun dan sesuai topik. Hanya komentar yang memenuhi kebijakan yang akan ditampilkan. Baca selengkapnya di Kebijakan Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel