3 Prinsip Dasar Belajar Tata Bahasa (grammar) Tanpa Bikin Sakit Kepala


Where did you go last week?”, tanya saya, ketika saya sedang menguji ujian lisan bahasa Inggris pada seorang murid. Kemudian dengan suara pelan, dia menjawab, “I go to my grandmother’s house”. Karena mengira murid tersebut gugup, saya kemudian menanyakan dengan pertanyaan yang sama tapi kata DID saya lebih tekankan. Serta merta dia menjawab “ I go to my grandmother’s house”. Sesaat kemudian, saya mengira dia mungkin lupa past tense, saya lalu mengujinya dengan menanyakan, “What is the past form of “go?”. Dengan lantang, dia menjawab “went”. Lalu saya menanyakan kembali pertanyaan yang sama. Berharap murid tersebut menjawab sesuai harapan saya, ternyata dia tetap teguh menjawab dengan jawaban, “I go to my grandmother’s house”.

Cerita di atas pernah terjadi pada murid saya bahkan pada saya ketika dahulunya saya masih seorang murid. Mungkin pula kejadian tersebut pernah terjadi pada kamu.

Kenapa bisa hal tersebut bisa demikian?
iklan
Banyak variabel yang menjadi penyebabnya. Salah satunya adalah penguasaan tata bahasa (grammar).

Tata bahasa bagi kebanyakan pembelajar bahasa Inggris ibaratnya seekor lalat atau serangga lainnya yang hinggap dan mengeribungi sebuah hidangan dan menghilangkan selera makan si penyantap.

Kebanyakan para pemula pembelajar bahasa Inggris langsung alergi begitu mendengar kata tata bahasa (grammar).

Meskipun dari sejarah kita yang sudah cukup makan “asam garam” belajar bahasa Inggris khususnya tata bahasa (grammar) sedari tingkat SMP, bahkan ada yang mulai SD atau lebih awal lagi TK,  kemudian SMA bahkan hingga tingkat perguruan tinggi, kita mempunyai pandangan yang sama mengenai Tata bahasa.

Kembali pada cerita saya di atas dan keterkaitannya dengan tata bahasa (grammar), saya dan orang-orang diluar sana atau mungkin kamu, sudah terbiasa dengan pandangan kalau tata bahasa artinya menghafalkan rumus-rumus tenses yang seabrek, kata kerja tak beraturan yang jumlahnya tidak sedikit, rumus-rumus jenis kalimat aktif dan pasif atau kalimat langsung atau tidak langsung dan lain sebagainya.

Apakah cara belajar tata bahasa dengan menghafalkan rumus-rumus itu salah?

Menurut saya tidak ada yang salah, hal itu terbukti pada para murid saya, salah satunya di cerita saya di atas, sudah banyak hafal dengan rumus-rumus tersebut.

Lantas, kenapa mereka masih mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan saya?

Jawabannya karena kebanyakan penjelasan tata bahasa (grammar) hanya menekankan pada hafalan pada rumus-rumus atau pada bentuk nya (form) saja. Dengan kata lain, kita sering diajarkan menuliskan bentuk pola sebuah kalimat sehingga, bisa ditebak, kita akan kesulitan menggunakan kalimat tersebut dalam konteks yang tepat, baik itu dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan.

Sebagai contoh kita diajarkan bagaimana cara menuliskan kalimat dalam bentuk present tense. Lalu, dikatakan pula bahwa present tense itu merupakan bentuk saat ini atau sekarang dan didampingi dengan penanda waktunya seperti now, every day, at a present dan lainnya. Setelah itu, kita diperkenalkan dengan rumus present tense: subjek + verb 1 (s/es). Kemudian kita diminta menghafalkan bentuk kalimatnya.

Setelah kita hafal diluar kepala dengan rumusnya, kemudian suatu ketika saat menunggu di stasiun kereta, kita bertemu dengan seorang bule. Lalu dia bertanya, "What time does the train depart tomorrow?" Sejenak kita bingung kenapa si bule menggunakan penanda waktu tomorrow untuk kalimat bentuk present tense.

Apakah sobat bingung?

Hal tersebut terjadi karena kita hanya memandangnya dan mengkonsentrasikan diri dari satu sisi, yaitu bentuk penulisannya atau rumusnya semata. Alhasil, tatkala kita ingin menggunakan, kesulitan siap menghadang.

Belajar tata bahasa yang lebih komprehensif seyogyanya dengan melihatnya dari 3 dimensi.

Prinsip belajar tata bahasa
Prinsip belajar tata bahasa - langitbirukata.com


Dengan kata lain, kita 'memandang' tata bahasa dengan melihatnya dari tiga sudut pandang yaitu dengan (grammar) tiga dimensi.

Apa saja ketiganya? Mereka adalah:


3 Sudut Pandang Belajar Tata Bahasa Inggris

Sebuah kata, frasa, klausa atau kalimat bahasa Inggris tidak hanya berbicara tentang bentuk penulisan saja, tapi juga memiliki konteks. Saya ulangi, agar lebih dalam memahami sebuah tata bahasa Inggris sebaik jangan hanya memandangnya dari satu sisi, tapi dari dua dimensi lainnya.


1. Bentuk (Form)

Adalah bagaimana satu pola baik itu kata, frasa, klausa maupun kalimat itu dibentuk atau dituliskan. 

Setiap hal yang kita pelajari dari bahasa Inggris entah itu berupa kata, frasa, klausa atau kalimat, kita akan melihat bentuknya

Misalnya,

Sebuah kata kerja present menjadi kata kerja past ( go menjadi went) bukan go menjadi goed.

Cara merangkai frasa kata benda (beautiful girl) bukan girl beautiful.



2. Makna (Meaning)

Adalah bagaimana suatu konstruksi frasa, klausa atau kalimat memiliki arti.

Misalnya,

“I forget” dan “I forgot” memiliki bentuk (form) yang berbeda, yang satu adalah forget (bentuk present), sedangkan forgot adalah (bentuk past).

Kalau dilihat artinya ada perbedaan mendasar, simak perbedaannya:

I forget artinya saya lupa (saat ini).
I forgot artinya saya lupa (tadi, kemarin, atau minggu lalu atau lainnya, tapi sekarang saya ingat)

3. Pengunaan (Use)

Adalah kapan dan situasi apa yang tepat dalam menggunakan konstruksi kata, frasa, kausa atau kalimat tersebut,

Misalnya,

I went to the mall (di gunakan saat bercerita pada seseorang)

I go to school (digunakan saat berbicara tentang kebiasaan yang dilakukan rutin)

I am going to go to Jakarta (di gunakan saat akan merencanakan sesuatu)

Biasakan mulai sekarang, sobat mempelajari tata bahasa Inggris tidak hanya memperhatikan bentuknya, menghafalkan rumus saja, tapi juga melihat maknanya dan penggunaannya.
Tiba pada satu kesimpulan, saran terbaik saya adalah

Tata Bahasa tidak hanya dilihat dari satu sisi, tapi dari tiga sudut pandang (tiga dimensi) yaitu bentuk (form), makna (meaning) dan penggunaannya (use)

Sehingga ketika kamu ingin mempraktekkan tata bahasa yang ingin dipelajari kamu tahu apa yang harus dilakukan.
Langit Biru Not every single day but only were dark clouds and tears in raindrops. After a while the rainbow came out and turned to the blue sky. With all this, he just wishes to share. 
Buy Me a Cup of Coffee

Related Posts

0 Response to "3 Prinsip Dasar Belajar Tata Bahasa (grammar) Tanpa Bikin Sakit Kepala"

Post a Comment

Silakan berkomentar yang santun dan sesuai topik. Hanya komentar yang memenuhi kebijakan yang akan ditampilkan. Baca selengkapnya di Kebijakan Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel